Senin, 28 Oktober 2019

ILMU BUDAYA DASAR I




Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2019



BAB I

Ilmu Budaya Dasar sebagai salah satu Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)


1.1      Pengertian Ilmu Budaya Dasar

Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) adalah pengetahuan budaya berupa
konsep-konsep dan teori-teori ilmu budaya yang diaplikasikan guna memahami,
menelaah, menghayati persoalan-persoalan nilai-nilai dasar manusia sehingga memperoleh makna yang mendalam dan bersikap halus (toleran) dalam berbudaya.

Di Indonesia, istilah “Ilmu Budaya Dasar” sejatinya merupakan istilah yang dikembangkan untuk mengganti istilah “basic humanitiesm”. “Basic Humanitiesm” adalah istilah dalam bahasa Inggris  yang merujuk pada istilah “the Humanities”. Istilah “humanities” sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu humus yang berarti manusia, berbudaya, dan halus.

1.2      Tujuan Ilmu Budaya Dasar
  •  Mengenal dan menghargai keindahan yang ada di sekitar, ikut serta giat menjaga dan menciptakan keseimbangan keindahan.
  •  Dapat memikirkan dan menyusun rencana kemungkinan jalan keluar dari penderitaan yang ada dalam diri sendiri dan orang lain dalam lingkungannya.
  • Mengenal dan mampu menjelaskan serta membedakan tingkat jenis tanggung jawab dalam masyarakat budaya sendiri.
  •  Mengenal dan menentukan sikapnya bila menghadapi masalah-masalah pandangan hidup yang muncul dalam masyarakat budayanya sendiri.
  •  Mengenal masalah-masalah di dalam dan di luar masyarakat budaya sendiri yang menimbulkan kegelisahan yang berlebihan serta mampu memikirkan dan merencanakan kemungkinan penanggulangannya.
  • Mengenal dan menguraikan hal-hal yang menyebabkan timbulnya harapan atau hilangnya harapan serta mampu memikirkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang merangsang timbulnya harapan atau menciptakan kegiatan-kegiatan yang mencegah hilangnya harapan.

1.3      Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar

v  Filsafat, ilmu yang berusaha
memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan manusia yang esensial.
v  Teologi atau ilmu agama, mengajarkan tentang manusia, sejarahnya, tujuannya, tugas, dan tanggung jawabnya di dunia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan.
v  Sejarah, menceritakan mengenai kehidupan manusia pada masa lampau, mengenai adatistiadatnya, pandangan hidupnya, dan lain sebagainya.
v  Seni, merupakan wujud kekaguman dan sekaligus penghargaan manusia terhadap keindahan dan nilai-nilai yang ditemuinya di dalam kehidupan manusia.


 BAB II

Manusia dan Kebudayaan

2.1 Pengertian Manusia

Ø  Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
Ø  Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
Ø  Menurut Nicolaus D. & A. Sudiarja, manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal. Manusia disebut bhineka karena ia mempunyai jasmai dan rohani, sedangkan disebut tunggal karena hanya berupa satu benda / barang saja.


2.2 Pengertian Hakekat Manusia

§  Hakikat manusia adalah keberadaan kontrak sosial dari manusia itu sendiri, yaitu setiap orang harus menghargai dan menjaga hak orang lain (Thomas Hobbes).
§  Hakikat manusia adalah makhluk yang memiliki sifat sosial, individualitas, dan moralitas, yang mana sifat tersebut menjadi dasar dan tujuan dari kehidupan manusia yang sewajarnya atau menjadi dasar dan tujuan setiap orang dan kelompoknya (M.J. Langeveld :1955).
§  Hakikat manusia merupakan sosok makhluk sosial yang ditandai dengan keberadaan kontrak sosial di dalamnya. Dimana manusia itu sendiri tidak dapat menjalani kehidupannya secara sendiri-sendiri,sehingga harus saling menghargai antar sesama dan saling menjaga hak-hak satu sama lain (Tafsir : 2010).
§  Hakikat manusia merupakan makhluk yang memiliki 3 unsur yaitu roh, nafsu dan rasio, dimana  roh merupakan simbol kebaikan, nafsu sebagai simbol keburukan dan penggunaan kedua unsur tersebut kemudian dikontrol dan dikendalikan oleh rasio/akal (plato).   


2.3 Pengertian Kebudayaan

     *   Menurut Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

*Menurut Koentjaraningrat
Pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat.

*Menurut Effat al-Syarqawi
Definisi kebudayaan sebagai khazanah sejarah suatu bangsa/masyarakat yang tercermin dalam pengakuan/kesaksiannya dan nilai-nilainya, yaitu kesaksian dan nilai-nilai yang menggariskan bagi kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rohaniah yang dalam, bebas dari kontradiksi ruang dan waktu


2.4 Unsur-Unsur Kebudayaan

v  Bahasa
Bahasa merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus sebagai alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.
v  Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-sifat peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan meliputi flora dan fauna, ruang pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta tubuh manusia.
v  Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Organisasi sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.
v  Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh para anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam mengelola dan mengumpulkan bahan-bahan mentah.
Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material. Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat tinggal, perumahan, dan alat-alat transportasi.
v  Sistem Mata Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia untuk medapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan perdagangan.
v  Sistem Religi
Sistem religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikiran. Sistem religi meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.
v  Kesenian
Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah permainan imajinatif dan kreatif.


2.5 Wujud Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
Ø  Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
Ø  Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Ø  Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.
Menurut Koentjaraningrat, terdapat 4 wujud-wujud kebudayaan, yakni nilai-nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik.
Ø  Nilai-Nilai Budaya
Wujud kebudayaan yang pertama menurut Koentjaraningrat adalah nilai-nilai budaya. Hal ini merujuk pada pusat dari semua unsur budaya lainnya, dimana nilai-nilai kebudayaan menjadi gagasan yang telah dipelajari oleh masyarakat sejak dini.
Ø   Sistem Budaya
Wujud budaya berikutnya adalah sistem budaya itu sendiri. Hal ini menjelaskan bahwa kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami, serta berpola dan berdasarkan pada sistem-sistem tertentu.
Ø  Sistem Sosial
Selanjutnya ada sistem sosial, yang menjelaskan bahwa kebudayaan bersifat konkret. Hal ini berarti budaya dapat diabadikan berupa pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem.
Ø   Kebudayaan Fisik
Wujud kebudayaan yang terakhir adalah kebudayaan fisik. Kebudayaan fisik merupakan jenis wujud terbesar dan bersifat konkret. Contoh nyata adalah bangunan-bangunan yang mengandung corak budaya yang ada bentuk fisiknya.


2.6 Orientasi Nilai Budaya

Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling adat. Suatu sistem nilai budaya tediri dari konsepsi-konsepsi, yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu, suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsisebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia sistem-sistem tata kelakuanmanusia lain yang tingkatnya lebih kongkrit, seperti aturan-aturan khusus, hukum dan norma-norma, semuanya juga berpedoman kepada sistem nilai budaya itu.
Sistem nilai budaya dalam masyarakat dimana pun di dunia, secara universalmenyangkut lima masasalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1)      Hakikat Hidup Manusia (MH)
Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara eksterm, adayang berusaha untuk memadamkan hidup (nirvana=meniup habis), ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidupsebagai suatu hal yang baik,“mengisi hidup”
2)      Hakikat Karya Manusia (MK)
Setiap kebudayaan hakikatnya berbeda-beda, di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikankedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untukmenambah karya lagi.
3)      Hakikat Waktu Manusia (MW)
Hakikat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda-beda, ada yang berpandang mementingkan orientasi lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau yang akan datang.
4)      Hakikat Alam Manusia (MA)
Ada kebudayaan yang mengaggap manusia harus mengeksploitasi alamuntuk memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaanyang beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan alam danmanusia harus menyerah kepada alam.
5)      Hakikat Hubungan Manusia (MM)
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia denganmanusia, baik secra horizontal (sesamanya) maupun secara vertical(orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandanganindividualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri).


2.7 Perubahan Kebudayaan

Secara umum perubahan kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu peristiwa pergeseran atau perkembangan unsur-unsur kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat akibat benturan antar unsur yang berbeda sehingga sampai pada keadaan yang tidak serasi dengan fungsinya bagi kehidupan.
1. Perubahan Kebudayaan dari Segi Waktu
Kalau dilihat berdasarkan waktu, perubahan kebudayaan dapat terjadi melalui dua cara yakni, evolusi dan revolusi.
a.       Evolusi atau Perubahan Kebudayaan Secara Lambat
Perubahan kebudayaan evolusi merupakan suatu perubahan kebudayaan yang terjadi dalam skala kecil secara beruntut dalam waktu yang relatif lama. Perubahan ini terjadi pada masyarakat dengan sendirinya tanpa ada tekanan.
b.      Revolusi atau Perubahan Kebudayaan Secara Cepat
Perubahan revolusi dapat diartikan sebagai suatu perubahan kebudayaan yang terjadi pada sendi-sendi pokok masyarakat secara besar-besaran dan berlangsung pada kurun waktu yang relatif singkat.
2. Perubahan Kebudayaan dari Segi Sifat
Dilihat dari sifatnya perubahan kebudayaan juga dibedakan menjadi dua macam, yakni:
a.       Progersif
merupakan suatu bentuk perubahan kebudayaan yang mengacu pada arah yang lebik baik atau sempurna. Dapat dikatakan bahwa progresif ini sebagai gerakan langkah maju dari suatu kebudayaan.
b.      Pengaruh Besar
adalah perubahan kebudayaan yang terjadi berdampak langsung pada unsur kehidupan yang berlangsung dalam suatu masyarakat seperti stratifikasi sosial atau yang sejenisnya.


2.8 Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan tak terpisahkan, secara bersama-sama menyusun kehidupan. Manusia menghimpun diri menjadi satuan sosial-budaya, menjadi masyarakat. Masyarakat manusia melahirkan, menciptakan, menumbuhkan, dan mengembangkan kebudayaan: tak ada manusia tanpa kebudayaan, dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa manusia; tak ada masyarakat tanpa kebudayaan, tak ada kebudayaan tanpa masyarakat. Di antara mahluk-mahluk ciptaan Al-Khaliq, hanya masyarakat manusia yang meniru-niru Sang Pencipta Agung merekayasa kebudayaan. Kebudayaan adalah reka-cipta manusia dalam masyarakatnya. Kesadaran manusia terhadap pengalamannya mendorongnya menyusun rumusan,batasan, definisi, dan teori tentang kegiatan-kegiatan hidupnya yang kemudian disebut kebudayaan, ke dalam konsepsi tentang kebudayaan. Kesadaran demikian bermula dari karunia akal, perasaan dan naluri kemanusiaannya, yang tidak dimiliki oleh mahluk lain, seperti hewan atau binatang.


Daftar Pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LOKASI PANTAI EMBE MERAK BELANTUNG Lokasi:  https://www.google.com/maps/place/Pantai+Embe/@-5.6671519,105.5400979,17.5z/data=!4m5!3m4!1s0x...