Ilmu Budaya Dasar sebagai salah satu Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)
1.1 Pengertian
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu
Budaya Dasar (Basic Humanities) adalah pengetahuan budaya berupa
konsep-konsep
dan teori-teori ilmu budaya yang diaplikasikan guna memahami,
menelaah,
menghayati persoalan-persoalan nilai-nilai dasar manusia sehingga memperoleh
makna yang mendalam dan bersikap halus (toleran) dalam berbudaya.
Di
Indonesia, istilah “Ilmu Budaya Dasar” sejatinya merupakan istilah yang
dikembangkan untuk mengganti istilah “basic humanitiesm”. “Basic Humanitiesm”
adalah istilah dalam bahasa Inggris yang
merujuk pada istilah “the Humanities”. Istilah “humanities” sendiri berasal
dari bahasa Latin yaitu humus yang berarti manusia, berbudaya, dan halus.
1.2 Tujuan
Ilmu Budaya Dasar
- Mengenal dan menghargai keindahan yang ada di sekitar, ikut serta giat menjaga dan menciptakan keseimbangan keindahan.
- Dapat memikirkan dan menyusun rencana
kemungkinan jalan keluar dari penderitaan yang ada dalam diri sendiri dan orang
lain dalam lingkungannya.
- Mengenal dan mampu menjelaskan serta
membedakan tingkat jenis tanggung jawab dalam masyarakat budaya sendiri.
- Mengenal dan menentukan sikapnya bila
menghadapi masalah-masalah pandangan hidup yang muncul dalam masyarakat
budayanya sendiri.
- Mengenal masalah-masalah di dalam dan di
luar masyarakat budaya sendiri yang menimbulkan kegelisahan yang berlebihan
serta mampu memikirkan dan merencanakan kemungkinan penanggulangannya.
- Mengenal dan menguraikan hal-hal yang
menyebabkan timbulnya harapan atau hilangnya harapan serta mampu memikirkan dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang merangsang timbulnya harapan atau
menciptakan kegiatan-kegiatan yang mencegah hilangnya harapan.
1.3 Ruang
Lingkup Ilmu Budaya Dasar
v Filsafat,
ilmu yang berusaha
memberikan
jawaban atas pertanyaanpertanyaan manusia yang esensial.
v Teologi
atau ilmu agama, mengajarkan tentang manusia, sejarahnya, tujuannya, tugas, dan
tanggung jawabnya di dunia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan.
v Sejarah,
menceritakan mengenai kehidupan manusia pada masa lampau, mengenai
adatistiadatnya, pandangan hidupnya, dan lain sebagainya.
v Seni,
merupakan wujud kekaguman dan sekaligus penghargaan manusia terhadap keindahan
dan nilai-nilai yang ditemuinya di dalam kehidupan manusia.
Manusia dan Kebudayaan
2.1 Pengertian Manusia
Ø Menurut
Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas
memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap
keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan
antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
Ø Menurut
Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk yang
mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan
makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir /
akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor
utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
Ø Menurut
Nicolaus D. & A. Sudiarja, manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal.
Manusia disebut bhineka karena ia mempunyai jasmai dan rohani, sedangkan
disebut tunggal karena hanya berupa satu benda / barang saja.
2.2 Pengertian Hakekat
Manusia
§ Hakikat
manusia adalah keberadaan kontrak sosial dari manusia itu sendiri, yaitu setiap
orang harus menghargai dan menjaga hak orang lain (Thomas Hobbes).
§ Hakikat
manusia adalah makhluk yang memiliki sifat sosial, individualitas, dan
moralitas, yang mana sifat tersebut menjadi dasar dan tujuan dari kehidupan
manusia yang sewajarnya atau menjadi dasar dan tujuan setiap orang dan
kelompoknya (M.J. Langeveld :1955).
§ Hakikat
manusia merupakan sosok makhluk sosial yang ditandai dengan keberadaan kontrak
sosial di dalamnya. Dimana manusia itu sendiri tidak dapat menjalani
kehidupannya secara sendiri-sendiri,sehingga harus saling menghargai antar
sesama dan saling menjaga hak-hak satu sama lain (Tafsir : 2010).
§ Hakikat
manusia merupakan makhluk yang memiliki 3 unsur yaitu roh, nafsu dan rasio,
dimana roh merupakan simbol kebaikan, nafsu
sebagai simbol keburukan dan penggunaan kedua unsur tersebut kemudian dikontrol
dan dikendalikan oleh rasio/akal (plato).
2.3 Pengertian
Kebudayaan
* Menurut Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di
dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
*Menurut Koentjaraningrat
Pengertian kebudayaan adalah keseluruhan
manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan
semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat.
*Menurut Effat al-Syarqawi
Definisi kebudayaan sebagai khazanah sejarah suatu
bangsa/masyarakat yang tercermin dalam pengakuan/kesaksiannya dan
nilai-nilainya, yaitu kesaksian dan nilai-nilai yang menggariskan bagi
kehidupan suatu tujuan ideal dan makna rohaniah yang dalam, bebas dari
kontradiksi ruang dan waktu
2.4 Unsur-Unsur
Kebudayaan
v Bahasa
Bahasa
merupakan suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus
sebagai alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau
mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan
bahasa tulisan.
v Sistem
Pengetahuan
Sistem
pengetahuan berkisar pada pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan
sifat-sifat peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan meliputi flora dan
fauna, ruang pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan,
sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta tubuh manusia.
v Sistem
Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Organisasi
sosial merupakan sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan
sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan,
asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.
v Sistem
Peralatan Hidup dan Teknologi
Yang
dimaksud dengan teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh
para anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat
dalam mengelola dan mengumpulkan bahan-bahan mentah.
Kemudian
bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan,
alat transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material. Unsur
teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat
produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat
tinggal, perumahan, dan alat-alat transportasi.
v Sistem
Mata Pencaharian Hidup
Sistem
mata pencaharian hidup adalah segala usaha atau upaya manusia untuk medapatkan
barang atau jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem
ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan,
peternakan, dan perdagangan.
v Sistem
Religi
Sistem
religi bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan
praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat
dijangkau oleh akal dan pikiran. Sistem religi meliputi sistem kepercayaan,
sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.
v Kesenian
Secara
sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap
keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari
sebuah permainan imajinatif dan kreatif.
2.5 Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman,
wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
Ø Gagasan
(Wujud ideal)
Wujud
ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;
tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam
kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
Ø Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Ø Artefak
(karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga
wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud
kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.
Menurut
Koentjaraningrat, terdapat 4 wujud-wujud kebudayaan, yakni nilai-nilai budaya,
sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik.
Ø Nilai-Nilai
Budaya
Wujud
kebudayaan yang pertama menurut Koentjaraningrat adalah nilai-nilai budaya. Hal
ini merujuk pada pusat dari semua unsur budaya lainnya, dimana nilai-nilai
kebudayaan menjadi gagasan yang telah dipelajari oleh masyarakat sejak dini.
Ø Sistem Budaya
Wujud
budaya berikutnya adalah sistem budaya itu sendiri. Hal ini menjelaskan bahwa
kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami, serta
berpola dan berdasarkan pada sistem-sistem tertentu.
Ø Sistem
Sosial
Selanjutnya
ada sistem sosial, yang menjelaskan bahwa kebudayaan bersifat konkret. Hal ini
berarti budaya dapat diabadikan berupa pola-pola tingkah laku manusia yang
menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem.
Ø Kebudayaan Fisik
Wujud
kebudayaan yang terakhir adalah kebudayaan fisik. Kebudayaan fisik merupakan
jenis wujud terbesar dan bersifat konkret. Contoh nyata adalah
bangunan-bangunan yang mengandung corak budaya yang ada bentuk fisiknya.
2.6 Orientasi Nilai
Budaya
Sistem nilai budaya
merupakan tingkat yang paling adat. Suatu sistem nilai budaya tediri dari
konsepsi-konsepsi, yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga
masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam
hidup. Karena itu, suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsisebagai pedoman
tertinggi bagi kelakuan manusia sistem-sistem tata kelakuanmanusia lain yang
tingkatnya lebih kongkrit, seperti aturan-aturan khusus, hukum
dan norma-norma, semuanya juga berpedoman kepada sistem nilai budaya itu.
Sistem nilai budaya dalam
masyarakat dimana pun di dunia, secara universalmenyangkut lima masasalah pokok
kehidupan manusia, yaitu:
1)
Hakikat Hidup Manusia (MH)
Hakikat hidup untuk
setiap kebudayaan berbeda secara eksterm, adayang berusaha untuk memadamkan
hidup (nirvana=meniup habis), ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu
menganggap hidupsebagai suatu hal yang baik,“mengisi hidup”
2)
Hakikat Karya Manusia (MK)
Setiap kebudayaan
hakikatnya berbeda-beda, di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya
bertujuan untuk hidup, karya memberikankedudukan atau kehormatan, karya
merupakan gerak hidup untukmenambah karya lagi.
3)
Hakikat Waktu Manusia (MW)
Hakikat waktu untuk
setiap kebudayaan berbeda-beda, ada yang berpandang mementingkan orientasi
lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau yang akan datang.
4)
Hakikat Alam Manusia (MA)
Ada kebudayaan yang
mengaggap manusia harus mengeksploitasi alamuntuk memanfaatkan alam semaksimal
mungkin, ada pula kebudayaanyang beranggapan bahwa manusia harus harmonis
dengan alam danmanusia harus menyerah kepada alam.
5)
Hakikat Hubungan Manusia (MM)
Dalam hal ini ada yang
mementingkan hubungan manusia denganmanusia, baik secra horizontal (sesamanya)
maupun secara vertical(orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang
berpandanganindividualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri).
2.7 Perubahan
Kebudayaan
Secara umum perubahan
kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu peristiwa pergeseran atau perkembangan
unsur-unsur kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat akibat benturan antar
unsur yang berbeda sehingga sampai pada keadaan yang tidak serasi dengan
fungsinya bagi kehidupan.
1. Perubahan Kebudayaan
dari Segi Waktu
Kalau dilihat
berdasarkan waktu, perubahan kebudayaan dapat terjadi melalui dua cara yakni,
evolusi dan revolusi.
a.
Evolusi atau Perubahan Kebudayaan Secara
Lambat
Perubahan
kebudayaan evolusi merupakan suatu perubahan kebudayaan yang terjadi dalam
skala kecil secara beruntut dalam waktu yang relatif lama. Perubahan ini
terjadi pada masyarakat dengan sendirinya tanpa ada tekanan.
b.
Revolusi atau Perubahan Kebudayaan
Secara Cepat
Perubahan
revolusi dapat diartikan sebagai suatu perubahan kebudayaan yang terjadi pada
sendi-sendi pokok masyarakat secara besar-besaran dan berlangsung pada kurun
waktu yang relatif singkat.
2. Perubahan Kebudayaan
dari Segi Sifat
Dilihat dari sifatnya
perubahan kebudayaan juga dibedakan menjadi dua macam, yakni:
a.
Progersif
merupakan
suatu bentuk perubahan kebudayaan yang mengacu pada arah yang lebik baik atau
sempurna. Dapat dikatakan bahwa progresif ini sebagai gerakan langkah maju dari
suatu kebudayaan.
b.
Pengaruh Besar
adalah
perubahan kebudayaan yang terjadi berdampak langsung pada unsur kehidupan yang
berlangsung dalam suatu masyarakat seperti stratifikasi sosial atau yang
sejenisnya.
2.8 Kaitan Manusia dan
Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan
tak terpisahkan, secara bersama-sama menyusun kehidupan. Manusia menghimpun
diri menjadi satuan sosial-budaya, menjadi masyarakat. Masyarakat manusia
melahirkan, menciptakan, menumbuhkan, dan mengembangkan kebudayaan: tak ada manusia
tanpa kebudayaan, dan sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa manusia; tak ada masyarakat
tanpa kebudayaan, tak ada kebudayaan tanpa masyarakat. Di antara mahluk-mahluk
ciptaan Al-Khaliq, hanya masyarakat manusia yang meniru-niru Sang Pencipta
Agung merekayasa kebudayaan. Kebudayaan adalah reka-cipta manusia dalam
masyarakatnya. Kesadaran manusia terhadap pengalamannya mendorongnya menyusun
rumusan,batasan, definisi, dan teori tentang kegiatan-kegiatan hidupnya yang
kemudian disebut kebudayaan, ke dalam konsepsi tentang kebudayaan. Kesadaran
demikian bermula dari karunia akal, perasaan dan naluri kemanusiaannya, yang
tidak dimiliki oleh mahluk lain, seperti hewan atau binatang.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar